KEBOTAKAN disebabkan banyak faktor. Selain faktor genetik yang memberi
kontribusi sangat signifikan, juga bisa oleh faktor lingkungan sekitar
rambut yang terlalu panas. Bisa juga karena penggunaan bahan kimia
berupa obat keriting, pelurusan maupun semir rambut, infeksi pada kulit
kepala yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri. Faktor hormonal juga
menjadi bagian penting menyumbang kebotakan. Selain stres, dan keadaan
gizi seseorang.
Kondisi kebotakan ini tidak hanya menyerang
orang tua, tetapi juga bisa mengenai usia muda. Cuaca panas di Indonesia
akan memudahkan seseorang berkeringat. Akibatnya meningkatkan
kelembaban di kulit kepala yang merupakan media bagi pertumbuhan jamur.
Sehingga ''jamur'' benar-benar perlu diwaspadai. Jamur merupakan salah
satu penyebab kebotakan di Indonesia. Infeksi jamur menyebar melalui
spora jamur akibat kontak langsung dengan penderita maupun kontak dengan
peralatan pribadinya seperti handuk, baju, topi, helm, dan sisir.
Selain itu penyebarannya juga bisa melalui bulu hewan peliharaan,
seperti kucing dan anjing.
Infeksi jamur pada kepala disebut
Tinea Capitis. Penderita Tinea Capitis akan mengeluh rasa gatal pada
kulit kepala. Ada beberapa macam tipe Tinea Capitis.
Tipe
pertama adalah Gray Patch. Gejala klinisnya berupa bercak
pucat berwarna abu-abu seperti warna tepung terigu, batasnya tegas dan
bersisik. Warna rambut akan berubah menjadi abu-abu, tidak berkilat
lagi. Rambut juga mudah patah, dan terlepas dari akarnya, sehingga
terjadi kebotakan setempat di daerah yang terinfeksi.
Tipe yang
kedua adalah Black Dot. Pada tipe ini infeksi hanya terjadi
di dalam batang rambut yang mengakibatkan rambut mudah patah tepat pada
muara folikel rambut, sehingga masih tertinggal ujung rambut di kulit
kepala yang memberikan gambaran khas berupa titik-titik berwarna hitam
atau black dot.
Tipe yang ketiga adalah Kerion . Pada
tipe ini disertai dengan reaksi peradangan yang berat pada kulit
kepala. Kulit kepala akan tampak bengkak menyerupai sarang lebah,
disertai keluarnya nanah. Tipe ini bisa menimbulkan kebotakan yang
menetap.
Tipe yang terakhir adalah tipe Favosa
berupa infeksi jamur yang kronis. Gejala berupa krusta tebal berwarna
kuning mirip seperti keju yang melekat pada kulit kepala dan terdapat
kebotakan pada kepala bagian dalam. Infeksi ini terjadi pada kondisi
malnutrisi dan faktor kebersihan yang buruk.
(dr. Putu Indah Andriani)
bali post
sdr. Irwanda
085731559545 (indosat)
(Call, Sms, WhatsApp)
082302378746 (telkomsel)
Pin BB : 7670a30c